Lulusan
STKIP Al Hikmah
adalah guru masa depan. Guru untuk generasi Z dan Alpha. Yaitu generasi yang
lahir tahun 1995-2010, dan lahir tahun2011-2025. Generasi Z disebut juga iGeneration, Generasi Net, atau Generasi Internet. Murid-murid
yang hidup di zaman teknologi berkembang begitu cepat. Mereka menjadi generasi
yang fasih teknologi. Produk-produk baru yang muncul bukan kendala bagi mereka.
Akses dunia maya sangat terbuka. Sulit untuk membatasi mereka meskipun ada
software dan login hanya untuk dewasa.
Murid-murid generasi Z ini bisa terlihat
“alim” tapi sebenarnya jiwanya dan pikirannya kosong. Kosong akan nilai-nilai
dan akhlak yang harus menjadi filter dan penjaga “hidup sehat”. Mudahnya
berkomunikasi dan berinteraksi melalui media sosial bisa terjadi dimana saja,
melalui laptop maupun smartphone. Anak diam di kamar sendirian dengan internet terdefinisi
“baik” tapi jika filter tidak ada dapat melakukan hal yang negatif.
Belum lagi dengan kompetisi masa
depan yang menuntut kemampuan beragam dari lulusan sekolah atau universitas.
Multitasking. Kreativitas masing-masing individu menjadi tambang yang harus
digali dan dikembangkan menghadapi persaingan global. Yaitu bukan hanya sesama
anak bangsa tapi antar bangsa lain di dunia ini. Bangsa yang tidak siap
menghadapi persaingan di dunia global akan tersingkirkan.
Sebagai lulusan guru STKIP Al
Hikmah yang akan mendidik generasi Z dan Alpha di atas adalah sosok guru
pejuang. Mulai semester pertama hingga semester akhir, mereka berjuang
memperkokoh diri. Penguasaan materi sebagai core bidang ilmunya dan cerdas
mentransfer pengetahuan yang diajarkan. Satu lagi yang tidak boleh ditinggalkan
yaitu akhlak. Ingat bahwa ilmu berasal dari Yang Maha Pemilik Ilmu, maka ilmu
yang disampaikan bukan bebas nilai, tapi bernilai ibadah. Karena bernilai
ibadah guru yang mendidik harus sudah beres dengan akhlak mulia. Upaya guru ini
akan menjadikan anak cerdas dan berakhlak mulia.
Guru lulusan STKIP Al Hikmah
merupakan guru pejuang yang berjuang dalam pendidikan bukan guru yang bekerja
di dunia pendidikan. Beberapa tahapan yang dibangun adalah sebagai berikut:
Guru Binaan
adalah calon guru yang meniti karier dengan menguasai bidang ilmunya. Kemudian
mereka mengamati proses transfer ilmu guru senior di sekolah lab. Selanjutnya mendiskusikan dan memperdalam
hasil pengamatannya dengan teori-teori yang berkaitan. Masih membutuhkan bimbingan penuh guru senior
untuk meningkat ke guru mandiri.
Guru
Mandiri adalah calon guru yang mampu
mengajar di depan murid-murid tanpa bantuan guru senior. Mulai persiapan,
pelaksanaan, dan evaluasi termasuk tindak lanjut mampu dikuasai. Keterampilan
mengajar ini meningkat seiring jam terbang dalam mengajar di kelas dan
pendalaman di ruang kuliah(kampus). Tingkatan guru ini sudah tidak lagi memerlukan
bimbingan seperti guru binaan.
Guru Sejawat adalah calon guru yang bukan hanya mampu mengajar
secara mandiri tapi juga memiliki kemampuan memberi contoh teman sejawat
sebagai guru yang baik. Proses duplikasi menjadi guru baik terjadi di tingkatan
guru sejawat ini.
Guru
Model adalah tahapan terakhir lulusan
guru yang memiliki spesialisasi kemampuan dan keterampilan dalam mengajar. Dalam
ukuran standar semua lulusan STKIP Al Hikmah adalah
guru yang baik tapi disisi lain juga memiliki keterampilan dan kemampuan
khusus. Sehingga murid-murid akan terlayani
sesuai kebutuhan dan kemampuannya. Guru model menjadi
tingkatan tertinggi yang bukan hanya memberi contoh dan menjadi panutan saja,
tapi pejuang pendidikan yang menjadi lembaganya bermutu.
Keempat tahap guru STKIP Al
Hikmah tersebut diharapkan mampu membimbing generasi Z dan Alpha di masa
mendatang. Yaitu
anak-anak yang mampu hidup di zaman global
tapi tidak meninggalkan karakter, akhlak sebagai seorang muslim yang baik. Rajin ibadah, cerdas dan peduli pada lingkungannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar