Bingung. Apa yang dibingungkan bagi orangtua
saat seperti ini kalau bukan cari sekolah? Sekolah-sekolah swasta -lebih awal- membuka
pendaftaran, sejak bulan Januari. Mau tidak mau orangtua harus mencari sekolah
yang sesuai antara isi dompet sama kualitas yang ditawarkan. Kalau isi dompet
tidak mencukupi ya di sekolah negeri yang tidak mbayar(=mbayar tapi tidak terlalu mahal). Atau kalau sekolah swasta
yang membayar uang masuknya dapat diangsur.
Tapi memang sebenarnya “wajar” bagi sekolah swasta karena biaya
operasional sepenuhnya didapat dari SPP(sumbangan wali murid). Sekolah baik dan
dengan fasilitas yang baik ketemunya bayar tetap mahal, pasti! Bagi orangtua
yang pas-pasan jadi bingung. Maksudnya pas enggak ada biaya.wkwk.
Memilih
sekolah yang sesuai jadi gampang-gampang susah. Banyak gampangnya bila sudah
ketemu antara kemauan orangtua dan kemauan anak. Cocok! Susah kalau kemauan
anak belum bisa dituruti. Jadi ngambek. Mbek! Tidak mau sekolah begitu
ancamannya. Jadi orangtua kelabakan dibuatnya.
Saya
teringat saat mencari sekolah anak saya yang pertama dan yang keempat. Anak
pertama saya kala belum UN pernah saya tanya apakah kira-kira target nilai UN
sampai diatas 30? Selanjutnya dia menjawab bisa tercapai katanya. Bismillah
saya percaya dia akan sungguh-sungguh mencapai ekspektasi nilai UN diatas 30.
Selanjutnya saya beri penjelasan bahwa jika hasil UN-nya totalnya bisa diatas
30 maka untuk mencari sekolah negeri lebih mudah.
Setelah
hasil UN diumumkan nilai yang dicapai anak saya bukan diatas 30. Sangat sulit
untuk bersaing dengan murid lain yang mendapat nilai UN diatas 30 meskipun belum
tentu jujur mendapatkannya. Akhirnya sebagai orangtua sibuk kesana kemari
mencari sekolah yang cocok. Pencarian saya sampai ke Malang, meskipun akhirnya
tidak jadi dijalani. Memburu sekolah lain yang ada di Pacet Mojokerto.
Pertimbangan waktu itu adalah sekolah yang dituju ini para lulusannya banyak
diterima di universitas-universitas negeri, sehingga meskipun nilai UN saat ini
tidak terlalu tinggi mudah-mudahan nanti diterima PTN.
Alhamdulillah anak pertama
saya sekarang sudah semester akhir di PTN di Malang. Ambil jurusan elektro.
Teringat waktu anak saya pondokan di luar kota, Pacet Mojokerto pernah mengeluh
kalau dirinya sekolah itu “dibuang”-jauh dari rumah- sementara adik-adiknya sekolah
di Surabaya. Saya berpikir tidak apa-apa…, toh nanti ia akan tahu jawabannya
mengapa ortunya memaksa demikian.
+++
Anak saya
yang keempat lain lagi. Ia ingin mondok saja. Sementara saya agak kurang setuju
berkenaan dengan biaya. Lagi banyak bon! Ehehe. Lebih baik tidak sekolah aja
kalau tidak mondok begitu kurang lebih jawaban anak saya. Duh!?Ibunya ikut
nimbrung nggondok juga.Ha!bahaya ini.
Singkat cerita saya dapat jalan dengan bantuan teman anak saya bisa sekolah
sekaligus mondok(boarding school). Target sekolah ini 6 juz hafal Qur’an selama
3 tahun. Namun dalam perjalanan di tiga bulan awal semester sungguh menjadi
masa kritis. Mengapa? Kemauan yang besar untuk mondok lenyak dengan ketakutan
target hafalan bulan Juli sampai Desember harus juz 30 tuntas. Padahal dia sama
sekali belum memiliki hafalan.
Setiap
berangkat ke pesantren setelah libur akhir bulan pasti malas untuk kembali. Ada
saja alasan yang dikemukakan. Saya dan istri sering menghibur dan mengajak
jalan-jalan dulu sebelum berangkat ke pesantren. Ada yang paling berkesan
ketika akan saya dan istri antar ke pondoknya yaitu dia menggambar di papan
tulis ruang tamu dengan gambar diri yang memegang jeruji besi tertulis “Saya
Dipenjara Selama 3 Tahun”.
Alhamdulillah
sekarang anak saya sudah hafal sesuai dengan target dari sekolahnya. Dan saat
ini mencari pesantren yang cocok untuk melanjutkan tahfidz hingga 30 juz.
Upaya sudah
saya lakukan dengan daftar di pesantren daerah Sragen. Inipun atas referensi
teman anak saya. Namun ini juga belum pasti kemana pilihan sekolah yang sesuai
anakku…
Jika ada
beasiswa …
Ada
beasiswa 100% selama 4 tahun. Gratis. Gratis…? Ya! STKIP Al Hikmah Surabaya S1
dan hafal 10 juz minimal. Bahasa Inggris dan Matematika. Bukankah itu untuk
lulusan SMA? Bagi lulusan SMA tahun ini segera saja keburu ditutup 27 April
2015!
Anak saya
lulusan SMP. Masih adakah nanti pada tahun ke-4? Geleng kepala…
+++
Sekarang saya
harus cari beasiswa …
Lha, kayaknya
ini yang saya cari, alamat link di website. Akhirnya ketemu program dari Depag
beasiswa tahfidz Qur’an 30 juz. Semoga ini jalan yang Allah SWT berikan pada
anak saya amiiin.
Orangtua
haruslah mewariskan generasi yang kuat, terutama agamanya sebagaimana
firman-Nya:
“Dan hendaklah takut
kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.
Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar.”(QS.an-Nisa’(4).9)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar