sepirite...

Membaca membuka cakrawala berpikir,menulis pengikat ilmu dan warisan kan dikenang

Senin, 15 Oktober 2012

Memaknai Nilai Kepahlawanan



Bulan haji dan bulan Nopember identik dengan nilai Kepahlawanan. Kata kepahlawan mengingatkan seseorang akan peperangan. Namun bukan itu yang dimaksud di sini. Sungguh dalam makna dibalik kata “Pahlawan” itu sendiri. Orang akan tersanjung ketika disebut you are my hero. Dalam beberapa contoh kisah para nabi, sahabat, para pendiri bangsa, dan pejuang negeri ini. Makna kepahlawanan lebih mengerucut kepada rela berkorban dengan tulus ikhlas. Yaitu berkorban untuk kepentingan orang lain, bangsa(negara) dan agama.

Nilai-nilai yang terkandung dalam kepahlawanan saat ini mulai memudar. Dari anak-anak hingga orang dewasa sering menyuguhkan nilai-nilai yang kontras dengan nilai kepahlawanan. Tawuran antar pelajar, tawuran antar mahasiswa, dan tawuran antar kampung menunjukkan nilai itu kian jauh. Padahal sebagai bangsa besar dan ber-Bhineka Tunggal Ika, nilai-nilai kepahlawanan di negeri ini harus terus dipupuk dan digelorakan. Agar generasi Indonesia mendatang menjadi generasi yang bermartabat.

Para orangtua dan guru sama-sama memiliki tanggungjawab dalam mentransfer dan mencontohkan nilai kepahlawanan pada diri anak. Karena anak akan lebih mudah melakukan dalam kehidupan sehari-hari bila ada contoh nyata dari orang dewasa. Mulai dari hal-hal kecil di lingkungan keluarga dan kelas hingga lingkungan masyarakat luas.

Bulan Dzulhijah dan bulan Nopember tahun ini menjadi momen yang penting untuk menunjukkan kepada anak-anak, bahwa nilai rela berkorban haruslah terus ditumbuhkan pada setiap diri. Baik di antara anggota keluarga, saudara, tetangga, dan di lingkungan masyarakat. Seperti menyingkir  duri di jalan dan menyembelih binatang kurban untuk fakir miskin  merupakan  ajaran rela berkorban yang Rasulullah contohkan.

Semoga kita, para orangtua dan guru dimudahkan Allah SWT dalam upaya menumbuhkan nila rela berkurban. Yaitu mulai dari  penanaman, pencontohan, dan pembiasaan dalam melahirkan sikap rela berkorban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar