Menunggu menjadi bagian
perjalanan “tour de Samarinda”. Adalah kali pertama pencarian mahasiswa dimulai
dari pulau Borneo ini. Pesawat yang mengantar ke Banjarmasin sebagai tujuan
pertama, berulangkali mengalami penundaan dengan alasan asap! Ya…harus menerima
kenyataan ini. Menunggu di terminal Juanda bertambah lama. Padahal kami sudah
berangkat sejak sebelum sholat Shubuh tiba. Rencana take off 05.45, namun baru
mendapat kepastian terbang setelah pukul 11.00. Jadwal yang tadinya harus berlangsung
pukul 09.00 buyar karena asap.
Sungguh dampak yang ditimbulkan asap bias kemana-mana. Negeri tetangga semua
protes akibat kebakaran atau dibakar? Apakah itu namanya, yang jelas hinga saat
ini asap terus mengepul. Anak-anak sekolah yang terkena dampak harus
kucing-kucingan dengan asap. Antara sekolah libur ataukah masuk tergantung
tingkat kepekatannya. Sampai kapan?
Kawan yang menjemput kedatangan
kami juga menunggu dengan harap-harap cemas, karena tidak datang-datang. Sabar
adalah kata yang lebih positif menenangkan jiwa yang lagi gundah ingin segera
sampai tujuan. Okeylah. Semua sudah terobati usai sholat Jum’at di masjid
Yayasan Ukhuwah Banjarmasin sebagai tujuan pertama. Ditambah sambutan yang
hangat dari kawan-kawan dan perwakilan mahasiswa DGSD S1+. Dua mahasiswa kami
ini sekarang menjadi pejabat kepala sekolah dan waka kurikulum. Senang rasanya
bisa berjumpa dengan mereka yang sedang menyiapkan dan membangun generasi untuk
20 tahun mendatang.
Tujuan tour kami ini adalah untuk
menjalin kerjasama antara sekolah dan STKIP Al Hikmah dalam menyukseskan
pencarian mahasiswa yang cerdas dan minat menjadi guru. Beberapa alternative yang
dapat dibantu oleh sekolah adalah:
a.promosi pendaftaran
b.tempat pendaftaran
c.tempat tes peserta
d.tenaga pendukung
Alhamdulillah, kawan-kawan kami
di Ukhuwah Banjarmasin menerima dengan
tangan terbuka. Mereka bersedia sekolahnya dijadikan center di kawasan
Kalimantan Selatan dan sekitarnya. Setelah berdiskusi kurang lebih satu jam
kami bergegas ke Bandar Udara Syamsudin Noor, karena waktu menunjukan pukul
14.00. Rencananya pesawat yang kami akan tumpangi take off pada pukul 15.45 menuju Balikpapan.
Akhirnya baru pukul 5 sore lewat kami
dapat panggilan untuk masuk pesawat. Lega…
Perjalanan kami dari Balikpapan
menuju Samarinda harus lewat darat. Menurut sopir yang membawa kami berdua
perjalanan darat ini kurang lebih menempuh 3 jam. Melelahkan memang. Tapi niat
dan tekad kuat mampu memberi kekuatan untuk terus semangat melakukan
perjalanan. Menjelang masuk bukit Soeharto kami mengisi perut di warung
Sumedang. Susu hangat dan kopi menemani menu sob buntut. Menjelang pukul 11.30
kami sudah sampai di hotel tempat kami
menginap. Lokasi hotel sangat strategis di tengah kota dekat masjid Jami’ al Ma’ruf
Samarinda.
Awalnya rencana di Yayasan Bunga
Bangsa hanya 1-2 jam saja, berkat kebaikan dari tuan rumah baru berakhir pukul 13.45.
Bukan hanya kami diterima untuk bekerja sama dalam tempat tes calon mahasiswa baru STKIP Al
Hikmah tapi juga menerima lulusan STKIP Al Hikmah dapat mengajar di SMP s.d.
SMA Samarinda. Pertemuan dengan Ketua Yayasan Bunga Bangsa ini baru berakhir
menjelang pukul 14.00.
Arah menuju Tenggarong kami
bertiga susuri untuk melihat dari dekat perwakilan
mahasiswa STKIP Al Hikmah yang ikut Kembaranas. Perjalanan menjenguk mahasiswa ditempuh dalam 4 jam PP dari Samarinda. Syukur Alhamdulillah mereka bertiga
sehat-sehat saja mengikuti semua kegiatan. Kami kembali ke Samarinda pukul
20.00. Kemudian kami berlanjut menuju Balikpapan agar pagi hari dapat mencari
satu sekolah lagi untuk diajak kerja sama menjadi tempat tes. Kami menunggu
beberapa saat akhirnya dapat informasi
sekolah yang dapat diajak bekerja sama untuk pencarian mahasiswa baru.
Kegiatan kami berdua berakhir
setelah pukul 14.00. Meskipun waktu pesawat take
off masih lama- pukul 18.45- kami tetap check
out dari hotel menuju Bandara Setinggan di Balikpapan.
Waktunya habis.
Kembarannas yang diikuti mahasiswa seluruh Indonesia ini , merupakan
investasi yang lebih baik dibandingkan
dengan kegiatan Pramuka dan lainnya.
Jadi “tour de Samarinda” merupakan akhir rangkaian perjalanan karier di DGSD
S!+. Kami berharap kedatangan kami di Yayasan al Uswah tidak mengganggu kegiatan
perkuliahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar