Misi
para Nabi sejak pertama sampai Nabi yang terakhir tidak berubah, mengajak umat
manusia hanya menuhankan Allah dan menyembah-Nya. QS.2.21 Perintah hanya
menuhankan Allah dan menyembah-Nya saja sering manusia goyah dan jatuh pada
keyakinan-agar mantap-mengangkat makhluk menjadi tuhan sebagai pengganti dan penguat keyakinannya.QS.25.3
Manusia yang melakukan perbuatan seperti itu berarti tidak percaya akan
kekuasaan dan ke-Maha-an-Nya atas makhluk. Dalam buku “Tauhid “ karya Dr.Shalih
bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan mengelompokan bahwa tauhid ada 3 macam: yaitu
Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah dan Tauhid
asma’ serta sifat. Ketiga turunan tauhid itulah yang manusia harus jaga dari
penyimpangannya. Jalan lurus-kayak toll – sudah ada dan jelas tinggal kita
percaya atau yakin enggak?
Tauhid Rububiyah
“Allah menciptakan segala sesuatu …”(az-Zumar(39):62)
Hanya Allah semata dengan segala perbuatan-Nya atas segala makhluk menjadi keyakinan(mengesakan). Perbuatan-perbuatan manusia yang harus hindari dari penyimpangan tauhid rububiyah ini adalah selain Allah SWT:
1.mampu
mencipta makhluk
2.memiliki
kekuasaan tanpa batas maupun menyandingkan-Nya.
3.mampu
memberi rizki dalam hidup.
4.mengatur
jagat raya dan seluruh isinya
5.memelihara
seluruh ciptaan-Nya
Tauhid
rububiyah ini menyadarkan pada manusia akan janji saat akan lahir di dunia ini.
Alastu birabbikum…QS.7.172
Janji
bahwa Allah Ta’ala adalah Tuhan dari Bani Adam. Selanjutnya mereka harus
menjaga diri dari pencemaran ketauhidan.
Namun, justru banyak manusia pada prakteknya menyemari nilai-nilai ketauhidan seperti:
1.percaya
bumi tidak goyang dan jatuh karena
ditahan ular naga.
2.untuk
mendapatkan rizki harus bersesaji dan
atau bersesaji di pohon atau tempat
keramat.
3.bunyi
dan atau kehadiran binatang pertanda
akan muncul mudharat atas dirinya.
4.cincin
atau barang apa saja mampu mendapatkan keberuntungan.
5.hari
dan tanggal kelahiran menentukan nasib seseorang.
Kelima
contoh diatas perlu diwaspadai agar ‘itiqad benar-benar bersih dari kesyirikan. Karena para setan akan berusaha
keras agar manusia tergelincir dalam dosa besar. Sehingga Allah tidak akan
mengampuni selama-lamanya.
Pustaka:
Al Qur’an Digital versi
2.0 Muharram 1425(Maret 2004)
Kitab Tauhid Dr.Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan UII
Tidak ada komentar:
Posting Komentar