Hari masih pagi kendaraan belum
banyak bersliweran di jalan. Udara
dingin menusuk kulit dan tulang. Cles, cles, cles…!Kayak di-freezer aja! Mungkin begitu kata-kata
yang dapat ditebak dari batin para pencari mahasiswa. Waktu masih menunjukan
pukul 3.00 saat nyenyak-nyenyaknya tidur, kecuali bagi yang biasa bangun bagi
untuk sholat tahajud atau… ke pasar kulaan
sayur atau mracang. Bantal, guling,
dan selimut mereka ceraikan untuk sementara, karena mengejar waktu pergi keluar
kota. Motor di-starter menembus udara pagi kearah kampus. Kendaraan siap mengantar
menuju tempat pameran(edufair) dan presentasi tepat pukul 4.00. Jarak kota
tujuan rata-rata antara 2 setengah jam sampai 3 jam. Sehingga jam 8.00 sudah
bisa dimulai acaranya.
Bulan
Desember hingga Februari menjadi agenda tahunan para pencari mahasiswa. Mereka
mengikuti pameran dari kota satu ke kota yang lainnya. Barang yang wajib dibawa
adalah brosur, spanduk, merchandise dan x-banner. Sedang barang yang sunah
dibawa seperti backwall, profil, TV, dan atribut-atribut lain yang relevan.
Dari PTN
yang sudah memiliki nama dan jam terbang sudah puluhan tahun tidak menjadi
beban. Penjaga stand-stand cukup beberapa mahasiswa junior(TK.1) dan ditambah 1
senior sebagai leader di lapangan. Memberi informasi tentang kuliah dan
beberapa fakultas serta prodi yang ada di kampusnya. Demikian juga dengan beberapa
PT yang favorit kegiatan hampir sama hanya untuk urusan pencarian mahasiswa ini
sudah diserahkan pada tim khusus, marketing. Bagi PT yang baru belum wajib
memakai tenaga marketing, cukup SDM-SDM yang siap untuk berjuang dan mau tampil
sebagai marketer. Ingat strategi
bisnis dari pakar marketing adalah semua personel yang ada di perusahaan atau
institusi bisa menjadi marketer. Ini
jurus yang dilakukan di STKIP Al Hikmah.
Edufair menjadi momen penting untuk mengenalkan dan mengedukasi kepada para calon mahasiswa yang akan menempuh pendidikan tinggi. Meskipun beberapa calon lulusan kelas XII sudah mempunyai ketetapan di PT mana mereka akan tempuh kuliahnya. Biasanya ini berlaku di sekolah-sekolah kota dan sekolah favorit. Beda dengan sekolah-sekolah yang grade-nya dibawahnya rata-rata masih galau, bimbang ke PT mana yang cocok. Yaitu cocok kemampuan dan cocok biaya studinya.
Mengedukasi para calon mahasiswa(=kelas XII) yang memiliki potensi tinggi lah menjadi tantangan tersendiri untuk ditaklukan oleh tim pencari mahasiswa STKIP Al Hikmah. Mereka adalah para dosen yang setiap hari memberi kuliah mahasiswa bidang Matematika dan Bahasa Inggris. Bahkan para pejabat juga turun gunung untuk mendapatkan mahasiswa yang memenuhi kualifikasi cerdas dan minat jadi guru. Di ajang edufair mereka harus berlagak marketer yang handal mampu menarik calon mahasiswa setidaknya ‘mampir’ ke stand untuk mendapat informasi. Sampai closing calon mahasiswa mau mengisi form minat dan atau form pendaftaran.
Topeng
sering dipersepsikan untuk menutupi wajah agar tidak tampak jelas wajahnya.
Yang di www.artikata.com memiliki padanan
kata masker, kedok, kelir dan samaran. Namun topeng disini bukan mengandung
maksud negative, mengelabuhi
seseorang untuk memperoleh sesuatu dengan jalan tidak jujur. Samaran yang dilakukan para dosen STKIP Al
Hikmah justru merupakan kemampuan lebih atau multi tasking bukan hanya mengajar di ruang kuliah dengan piranti
IT mereka jago tapi mengenalkan product knowledge beserta tools-nya hebat pula.
Guru-guru masa depan merupakan sosok yang multi tasking. Bukan hanya dituntut kemampuan mengajar di depan kelas tapi juga kemampuan dan keterampilan yang lain seperti:
Dai
Menyampaikan
kebenaran, memberikan bimbingan dan memberi teladan adalah tugas guru selain
mengajar. Medan perjuangannya dapat di sekolah maupun di masyarakat di mana
mereka tinggal. Ia memiliki peran sangat penting sebagai sosok pendukung dan
penebar kebaikan di muka bumi ini. Agar terbangun masyarakat yang beriman dan
bertakwa di bawah lindungan-Nya. Tentu guru dai ini memiliki kemampuan yang
berkaitan dengan agama, alhamdulillah bila memiliki kemampuan berbahasa Arab dan Bahasa Inggris. Tob marqotob!
Peneliti
Guru diharapkan
tidak statis. Terus melakukan perbaikan dan peningkatan kemampuan. Salah satu
cara peningkatan kemampuannya adalah dibidang penelitian. Penelitian yang saat
ini sedang digalakkan adalah penelitian tindakan kelas(PTK). Melalui PTK
guru-guru mampu mengembangkan pembelajaran yang lebih baik. Dan pada akhirnya
kelas lebih kondusif dan kemampuan siswa menjadi optimal.
Bapak & Suami
Guru yang
berperan sebagai bapak dan suami di rumah merupakan bentuk kemampuan dan
keterampilan lain pula. Sebagai suami ia harus mampu membimbing istri menjadi
wanita yang sholehah. Mencintai, mendidik dan membimbing istri dengan penuh
keikhlasan dan kesabaran. Sedang sebagai bapak, guru memberi contoh membina
keluarga-keluarga yang sukses. Mendidik dan membimbing dari urusan akhlak
sampai pelajaran sekolah. Walaupun yang paling penting adalah urusan akhlak,
karakter yang harus dibiasakan anak-anak hingga mereka bawa saat dewasa membina
keluarga.
Ibu & Istri
Guru yang
berperan sebagai Ibu dan istri-bila ibu guru- di rumah adalah amanah yang tidak mudah juga.
Bila tidak memiliki kemampuan dan keterampilan bisa menjadi boomerang. Mampu mendidik orang lain
tapi tidak mampu mendidik keluarga. Ibulah yang menjaga kondusifitas keluarga.
Anak-anak yang sopan dan santun serta cerdas lahir dari ibu yang hebat.
Lebih-lebih ibu guru yang secara pengetahuan memiliki. Anak-anak yang rajin
ibadah dan hormat kepada orangtua lahir dari bentukan ibu yang penuh kasih sayang.
Sebagai istri dari suaminya ia berperan dalam melayani dan menjaga kehormatan
dan harta suami supaya termasuk istri yang sholehah.
Praktisi
Guru juga
dituntut mampu menterjemahkan kebijakan dan mempraktekan dilapangan semua yang
berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran. Pengalaman dan pengetahuan yang
diperoleh selama mengajar dan mendidik akan menobatkan dirinya sebagai praktisi
yang handal. Dengan syarat guru mau terus berinovasi dan berkreasi mengikuti
perubahan zaman yang terus berkembang. Bukan 10 x 1 = 10 tapi 1 x 10 = 10 artinya bahwa janganlah
pengalaman selama setahun diulang hingga 10 kali, tapi hendaklah setahun
pengalaman berbobot 10 tahun.
Tokoh
Guru hidup
bukan hanya di sekolah saja, tapi juga di masyarakat. Kebaikan akhlak dan keluasan
pengetahuan menjadi rujukan orang-orang yang tinggal di sekitar tempat
tinggalnya. Tempat bertanya dan tempat rujukan menempatkan guru sebagai tokoh
panutan. Ketokohannya hendaknya bersesuaian dengan kata guru, digugu lan ditiru.
Pejabat
Saat ini
sudah terjadi guru bisa menjadi pejabat. Sosok guru yang bagus dan hebat yang
memiliki kriteria akhlak dan pengetahuan modal menjadi pejabat. Dengan ditambah
leadership dan manajeman guru layak memimpin di institusi pemerintahan seperti
Dinas pendidikan hingga menteri pendidikan. Mengapa? Mereka yang mengetahui
persis denyut nadi pendidikan dan pengajaran di lapangan. Semoga ke depan ada
calon-calon pejabat yang lahir dari guru yang hebat seperti yang dipersiapkan
STKIP Al Hikmah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar