“Erdogan: Wanita
Tak Setara dengan Pria”
Judul di atas adalah judul berita
yang tayang di Kompas.com tertanggal 24 November 2014 pada hari Senin lalu.
Untuk mengawali tulisan ini berikut
perlu diperhatikan firman Allah Swt. yang terdapat pada surat al Imron(3) ayat
36:
dan
anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan.
Kutipan berita
dan pernyataan Erdogan sbb:
Berbicara dalam sebuah KTT tentang keadilan untuk perempuan, Erdogan
mengatakan perempuan secara biologis sudah berbeda dengan pria sehingga dalam
kehidupan perempuan tak bisa menjalankan fungsi yang sama dengan pria.
"Agama kami telah memberikan posisi untuk perempuan yaitu menjadi ibu," kata Erdogan di hadapan para perempuan Turki termasuk putri kandungnya, Sumeyye.
"Beberapa orang bisa memahami ini, sementara sebagian orang lainnya tidak bisa. Anda tak bisa menjelaskan ini kepada para feminis karena mereka tak menerima konsep perempuan sebagai ibu," tambah Erdogan.
Dia melanjutkan, fungsi perempuan sebagai ibu adalah sebuah posisi yang mulia. Erdogan menambahkan dia bahkan selalu bersedia untuk mencium kaki ibunya.
"Agama kami telah memberikan posisi untuk perempuan yaitu menjadi ibu," kata Erdogan di hadapan para perempuan Turki termasuk putri kandungnya, Sumeyye.
"Beberapa orang bisa memahami ini, sementara sebagian orang lainnya tidak bisa. Anda tak bisa menjelaskan ini kepada para feminis karena mereka tak menerima konsep perempuan sebagai ibu," tambah Erdogan.
Dia melanjutkan, fungsi perempuan sebagai ibu adalah sebuah posisi yang mulia. Erdogan menambahkan dia bahkan selalu bersedia untuk mencium kaki ibunya.
Perbedaan menjalankan ibadah
Perbedaan jenis
kelamin dari keduanya membawa konsekuensi beragama dan atau tata cara beribadah
yang berbeda pula. Penerapan hukum waris, sebagai saksi, beribadah sholat dan
puasa tidak sama dengan hukum yang diterapkan pada laki-laki.
Dalam
hadits yang muttafaqun ‘alaih
disebutkan,
“Aku tidak pernah melihat orang yang kurang akal
dan agamanya paling bisa mengalahkan akal lelaki yang kokoh daripada salah
seorang kalian (kaum wanita).” Maka ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, apa
maksudnya kurang akalnya wanita?” Beliau menjawab, “Bukankah persaksian dua
orang wanita sama dengan persaksian seorang lelaki?” Ditanyakan lagi, “Ya
Rasulullah, apa maksudnya wanita kurang agamanya?” “Bukankah bila si wanita
haid ia tidak shalat dan tidak pula puasa?”, jawab beliau. (HR.
Bukhari no. 1462 dan Muslim no. 79)
Sunatullah-Kodrat
perempuan
Kodrat perempuan dapat hamil, melahirkan dan menyusui.
Menjadi ibu! Tidak demikian dengan laki-laki. Rasa-rasa tidak bisa laki-laki
menggantikan kodrat seorang ibu(=perempuan). Namun Islam tetap memandang sama
dalam amal sholeh dan balasannya antara laki-laki dan perempuan.
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu
dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.(QS.31.14)
“… lalailah semua wanita yang menyusui
anaknya dari anak yang disusuinya…(QS.22.2)
Persamaan
amal sholeh dan balasannya
“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan
berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang
beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu
adalah turunan dari sebagian yang lain…”(QS.3.195)
“ Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim,
laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam
ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang
sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang
bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang
memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama)
Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”(QS.33.35)
“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik
laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke
dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.”(QS.4.124)
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik[839] dan sesungguhnya akan Kami
beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan.”(QS.16.97)
Kemulyaan ibu(perempuan)
“Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya,
ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah
(pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila
dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku,
tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan
kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh
yang Engkau ridhai. berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada
anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Qs. Al-Ahqaaf : 15)
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
Imam Al-Qurthubi menjelaskan, “Hadits tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain bisa menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan dalammenghadapi masa hamil, kesulitan ketikamelahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak memilikinya. (Lihat Tafsir Al-Qurthubi X : 239. al-Qadhi Iyadh menyatakan bahwa ibu memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan ayah)
Jalan agama
Islam memberi aturan
dan tata cara hidup keselamatan dunia dan akherat bukan kebebasan yang
dilandasi hawa nafsu(tanpa aturan). Semoga kaum perempuan tidak salah mengerti
dengan slogan dan gerakan kesamaan
gender yang sering didengung-dengungkan kaum feminism yang bukan mengikuti
pandangan Allah Swt!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar