A teacher affects eternity; he can
never tell where his influence stops.
Henry Adams
Henry Adams
Sukses! Menjadi
orang besar dan orang hebat sering terjadi melalui jalan orang berpengaruh.
Lingkaran yang paling berpengaruh dapat disebut Guru dan Orangtua. Siapa saja
dapat menjadi”guru dan orangtua” ketika memiliki peran penting dalam hidup
seseorang. Lebih-lebih perubahan hidup menuju
kebahagian akherat. Peran penting yang dimaksudkan adalah membantu tanpa
pamrih untuk kesuksesan murid(=pengikut), rela berkorban mewujudkan mimpi, dan
teladan menjadi orang baik dan sukses.
Membantu tanpa pamrih untuk kesuksesan
murid(=pengikut)
Seperti
pada tulisan yang lalu tentang Hermawan Kartajaya, Beliau menceritakan kesuksesan
saat ini karena “guru”. Gurunya yaitu Dahlan Iskan, Putera Sampoerna, dan Ir.Ciputra
atau dikenal Pak Ci. Baca:Grow with
Character oleh Hermawan Kartajaya. Mereka, para guru yang mengantarkan
sukses Hermawan Kartajaya mewujudkan mimpi menjadi konsultan level dunia.
Motivasi dan jalan(=jaringan) yang diberikan para guru membuka jalan menuju
sukses. Meskipun tidak mudah!
Salah satu keputusan hidup yang pernah Beliau
buat adalah memutuskan kerja dari perusahaan Bosnya(Putera Sampoerna) untuk
mendirikan perusahaan sendiri. Bidang konsultan marketing. Pemilik, CEO dan
karyawanya Beliau sendiri! Kantornya di rumahnya sendiri. Beberapa bulan tidak
ada tamu dan pelanggan yang datang, sementara kebutuhan hidup terus bertambah.
Pada akhirnya, Beliau maju ke mantan Bosnya itu untuk minta diberikan peluang (kerjasama)
memberi pelatihan ke mantan anak-anak buahnya. Bosnya setuju! Bahkan dia memberi
imbalan jauh lebih besar dibandingkan gajinya saat menjadi direktur dulu.
Demikian juga kedua “Guru” Beliau yang lain, Dahlan Iskan memberi jalan
diantara dengan kesempatan menulis di JP di kolom marketing. Menginspirasi
bagaimana Pak Dahlan berjuang membesarkan JP yang oplah saat itu tinggal 6.000
eksemplar dan sukses. Dan demikian juga Pak Ci juga memperkenalkan dan membuka
peluang ke pengusaha-pengusaha besar. Termasuk bagaimana penerapan” Theory Z”
dari buku karya Willian G. Ouchi.
Rela berkorban mewujudkan mimpi
Saat
kanak-kanak cita-cita yang disebut dari bibir mugilnya begitu tinggi dan bagus!
Ya memang harus terus dipupuk tetap membara hingga tercapai kelak. Bukan
dimatikan! Guru dan orangtua berperan memberi jalan baik pengetahuan dan
keterampilan bekal yang dibutuhkan. Rela berkorban tenaga, waktu, pikiran, dan
biaya untuk mengantarkan kesuksesannya. Teringat akan cerita pendaki puncak gunung tertinggi dunia Puncak Gunung
Everest antara Sir Edmund Hillary dan
Tenzing Norgay. Berikut kisah yang pernah di muat di laman www.belantaraindonesia.org :
Reporter :
Bagaimana perasaan Anda dengan keberhasilan menaklukkan puncak gunung tertinggi
di dunia?
Tenzing Norgay :
Sangat senang sekali!
Reporter : Apakah
Andakan seorang Sherpa (pemandu) bagi Edmund Hillary? Tentunya posisi Anda
berada di depan dia, bukankah seharusnya Anda yang menjadi orang pertama yang
menjejakkan kaki di puncak Mount Everest?
Tenzing Norgay :
Ya, benar sekali, pada saat tinggal satu langkah mencapai puncak, saya
persilakan dia (Edmund Hillary) untuk menjejakkan kakinya dan menjadi orang
pertama di dunia yang berhasil menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi di dunia
ini.
Reporter :
Mengapa Anda lakukan itu?
Tenzing Norgay :
Karena itu adalah impian Edmund Hillary, bukan impian saya…..impian saya
berhasil membantu dan mengantarkan dia meraih impiannya.
Kebaikan dan ketulusan berkorban sama dengan yang dilakukan akar bagian
pohon yang paling bawah. Banyak buah atau indah bunganya dan kuat atau kokoh
ranting dan batangnya tidak menjadikan cemburu dan berhenti
bekerja(=berkorban). Meskipun pujian tidak menghampiri akar yang ada dalam
tanah! Akar terus mencari makanan untuk meraih visi hidup tanaman/pohon “berbuah”.
Teladan menjadi orang baik dan sukses.
Indonesia memiliki
potensi yang sungguh luar biasa. Kesuburan dan potensi alam yang sangat banyak(=saat
ini pemilik orang asing). Penduduk 240 juta lebih, yang tersebar di 17.000
pulau besar dan kecil. Dan potensi lainnya seperti budaya dan keragamannya.
Penduduk terbesar menganut agama Islam yang seharusnya memiliki peran besar
menjadi Indonesia lebih maju dan beradab. Sejajar atau di atas bangsa-bangsa
yang lain di dunia!?
Teringat kisah hidup
yang diceritakan oleh Ir.Abdul Kadir(Ketua Pembina YLPI Al Hikmah). Sewaktu
Beliau sekolah bila belajar suka belajar kelompok dengan temannya yang
terpandai. Temannya itu selalu mendapat
ranking. Setelah dewasa anak tersebut hidupnya sudah nyaman dengan gelar Doktor
di bidang perminyakan dari ITB. Bahkan sudah banyak menyewakan rig pengeboran minyak lepas pantai.
Tentu kualitas hidupnya dan keluarganya lebih baik. Salah satu anaknya adalah
dosen di tempat ayahnya lulus, ITB dengan gelar Profesor dalam usia yang masih relatif
muda di bawah usia 35 tahun! Perlu diketahui kakek dari sang Profesor itu
adalah berprofesi sebagai penambal ban. Meskipun begitu mampu melahirkan
generasi jauh lebih hebat dibandingkan dirinya.
Pesan Ustadz Kadir
diatas saat ini diwujudkan dengan melahirkan atau “mengkloning” guru baik di
LPI Al Hikmah untuk melahirkan guru pejuang yang cerdas dan berakhlak mulia
melalui STKIP Al Hikmah.
Mari kita semua bertekad
melahirkan generasi dan generasi berikutnya semakin lebih baik untuk Indonesia!
Dengan berperan menjadi Pendidik: guru dan orangtua dimanapun dan kapanpun.
“Dan hendaklah takut kepada
Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar.”QS.4.9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar