Nobar menjadi kegiatan mahasiswa
STKIP Al Hikmah dalam menandai Hari Guru 25 November. Serdadu Kumbang judul film yang ditayangkan hari Selasa lalu sungguh
menarik dan menghentak jiwa. Yaitu bagaimana seorang guru mendidik siswa baik
yang penurut maupun yang penentang. Semua siswa harus mendapat pendidikan yang
menambah peningkatan pengetahuan dan keterampilannya. Problem yang diangkat bukan
tentang kurikulum dan materi pelajaran tapi bagaimana seharusnya
mengajar(=mendidik).
“Never depend upon institutions or government to
solve any problem. All social movements are founded by, guided by, motivated and see through by the
passion of individuals”
-Margaret Mead
1901,1978 (Antropolog Amerika)
Saya pun
setelah mengikuti separuh tayangan menandai dengan membaca buku karya Zaenuddin
HM berjudul “EEN SUKAESIH Sang Guru Qolbu”. Kenal EEN saat tayang di YOU TUBE
dan tayangan langsung SCTV saat bertemu Bapak Presiden SBY dan Ibu Negara, Ani
Yudhoyono. Tak tertahan air mata tumpah menghiasi pipi menyaksikan kegigihan
Ibu EEN berjuang menjadi guru meskipun menderita Rheumatoid Arthritis. Tanpa
pamrih selama 30 tahun mengajar anak-anak dengan berbaring di kamar ukuran 2x3
meter.
Jiwa
seorang guru benar-benar terpatri di sanubari. Sakit dan keterbatasan bergerak
tidak membatasi untuk terus mengabdi sebagai guru. Kutipan pesan Bu EEN dalam
buku tersebut saya tulis ulang sbb:
“Bersabar
harus dengan bersyukur, kita masih diberikan kehidupan. Masih banyak nikmat
yang kita terima. Untuk mengantisipasi sakit yang kita derita, alangkah lebih
baiknya kita imbangi dengan kegiatan yang positif. Syukur-syukur bermanfaat
buat semua orang. Jika tidak, minimal untuk diri sendiri dan keluarga.”
“Kita
diciptakan Allah minimal harus berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk orang
lain, karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang paling bermanfaat untuk
orang lain.”
Prof.Dr.H.Mohammad
Surya, Guru Besar UPI Bandung mengelompokan guru menjadi 4 level yaitu:
- Guru Aktual, guru yang melaksanakan tugasnya semata-mata karena tuntutan formal sebagai guru.
- Guru Harmonis, guru yang biasa, bisa mengajar dan rajin namun batinnya bukan guru, karena sewaktu-waktu ada kesempatan keluar ya keluar sebagai guru.
- Guru Karakter, guru yang tampil dengan karakternya sebagai guru yang terbentuk sejak kecil.
- Guru Qolbu, guru level tertinggi karena berbasis pada kualitas qolbu secara tulus ikhlas yang tertanam dalam hatinya. Prof.Surya mencirikan guru qolbu menjadi 7 buah ciri yaitu:
Keyakinan(faith),
kebenaran(truth), keharuan rasa(compassion), rendah hati(humility), cinta kasih(love),
bersyukur(gratitude), keutuhan diri(integration)
Kata Ibu
EEN:”Kalau Guru tidak belajar maka tidak boleh mengajar!”
Hari Guru yang kita peringati semoga menjadi momentum untuk terus berkiprah meningkatkan kemampuan diri untuk perbaikan pendidikan anak-anak menyongsong masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar