Beberapa
hari yang lalu kita dihebohkan dengan penganiayaan siswa SD Trisula Perwari terhadap
temannya di Bukit Tinggi. Bahkan video penganiayaan tersebut sudah beredar di you tube. Banyak pihak yang menyesalkan
kejadian itu terjadi. Konon, aparat dan instansi terkait sudah bertindak
terhadap pelaku dan guru yang bertanggungjawab pada kegiatan saat itu. Pelajaran
Agama.
Sebenarnya
tindakan penganiayaan dan kekerasan di tanah air kita bukan hanya terjadi kali
ini saja. Bukan pula hanya melibatkan anak-anak tapi sampai orang dewasa pun
ini terjadi. Ketika kekerasan yang melibatkan anak sering muncul menunjukkan
arah pendidikan di negeri ini telah melenceng. Banyak pihak yang memang berkontribusi
terjadinya kekerasan yang melibatkan anak.
Berikut data pengaduan masalah ke Komisi Perlindungan Anak
Indonesia.
Dari data Republika tanggal 15 Oktober 2014 di
atas bahwa KPAI mencatat 369 pengaduan masalah kekerasan pada anak. Data ini
diambil mulai 2011 sampai Agustus 2014. Menunjukan kekerasan yang terjadi di
sekolah jumlahnya tertinggi. Sebenarnya masih banyak kejadian serupa yang tidak
diketahui, ini merupakan fenomena gunung es(iceberg phenomena).
Definisi
Gold
dan Petronio (dalam Sarwono, 1997) mendefinisikan tentang penyimpangan
perilaku remaja dalam arti kenakalan remaja (juvenile delinquency),
yaitu : Kenakalan anak adalah tindakan seseorang
yang belum dewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang diketahui oleh anak itu
sendiri bahwa jika perbuatannya itu sempat diketahui oleh petugas hukum pelaku
bisa dikenai hukuman.
Merril
(dalam Gerungan, 2002) berpendapat bahwa: A
child is classified as a delinquent when his antisocial
tendencies appear to be so grave that he becomes
or ought to become the subject of official action, yakni seorang anak akan digolongkan sebagai anak delinkuen jika tampak padanya kecenderungan-kecenderungan antisosial yang memuncak sehingga yang berwajib terpaksa mengambil
tindakan atas perbuatannya, dalam arti menahan dan mengasingkannya.
Jadi
kenakalan anak adalah tindakan melanggar hukum yang akhirnya akan berhadapan dengan
aparat hukum. Contohnya: anak memalak temannya, mencuri milik orang lain, dan
melakukan kekerasan/penganiayaan terhadap orang lain.
Pembentukan
perilaku
Dalam ilmu
neurobehavior usia 7-12 tahun merupakan periode emas dimana dasar sebuah
perilaku manusia sedang terbentuk. Pembentukan perilaku ini sangat dipengaruhi
oleh sekelompok otak yang diberi nama lobus
frontalis dan parietalis(otak
bagian depan & ubun-ubun). Dimana terdapat sistem memori yang mampu merekam
perilaku. Ketika sistem memori otak
merekam perilaku yang baik maka baiklah ia dan demikian pula sebaliknya. Ingat firman-Nya:
“maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu
(jalan) kefasikan dan ketakwaannya”QS.asy-Syam(91).8
Pelajaran yang dapat diambil dari ayat ini adalah potensi yang ada
manusia ada 2 yaitu yang membangun dan yang merusak. Apakah kita semua baik orangtua,
pendidik, dan masyarakat juga sudah membangun kearah positif? Bila sudah sampai
dimana? Dan apabila belum segera lakukan tindakan untuk membangun perilaku!
Bertobat sebelum Allah Swt. minta pertanggungjawaban nanti.
Saya sebagai guru yang berusaha semaksimal mungkin mengajari berperilaku
baik di kelas maupun di luar kelas. Dan memberi contoh ucapan maupun tindakan
baik. Itu masih saja ada anak berperilaku kurang baik seperti berkelahi atau
memukul temannya. Bila ini terjadi saya
dan teman-teman guru jadikan media untuk mempererat persaudaraan antar teman.
Saling menghormati dan menghargai.
Untuk itu sebaiknya kita para guru dan orangtua segera ambil posisi
menyelamatkan generasi dengan tindakan nyata yaitu:
Orangtua
- Memberi contoh perilaku yang baik(ucapan & tindakan)
- Membimbing perilaku negative anak-anak dengan berbagai cara salah satunya dialog
- Mengawasi atau memantau perilaku anak-anak di dalam dan di luar rumah
- Mendoakan setiap saat anak-anak menjadi anak sholeh
- Melakukan sholat malam minta kekuatan Allah melunakan hati anak agar cenderung kearah kebaikan
Guru
- Memberi contoh perilaku yang baik(ucapan & tindakan)
- Membimbing dengan sabar anak-anak di kelas & di luar kelas
- Memantau untuk memastikan berperilaku baik
- Mendoakan setiap saat anak-anak menjadi anak sholeh
Semoga dengan upaya orang-orang
terdekat, orangtua dan guru anak-anak akan memiliki imunitas yang tinggi dari berbagai godaan. Godaan yang banyak
merusak jiwa dan mental anak seperti tayangan kekerasan di tv dan internet/media
sosial.
"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan
yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih
baik untuk menjadi harapan." QS.Kahfi(18).46
"Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang
yang saleh." QS.Ash.Shaffat(37).100
Tidak ada komentar:
Posting Komentar