Jiwa anak-anak sama dengan jiwa orang
dewasa.
Hanya bentuk fisik yang membedakannya.
Sungguh beruntung fisik anak belum dapat
mengambil alih
kekuatan jiwanya, sehingga melalui anak
kecil kita bisa belajar melihat dahsyatnya kekuatan dan kemurnian suatu jiwa.
-Irianti Erningpraja-
Dari buku “Enrich Your Life Everyday” oleh Aribowo
Prijosaksono dan Irianti Erningpraja di awal bab menguraikan tentang kebaikan
anak-anak. Ada 14 kebaikan anak-anak yang disebutkan dalam buku tersebut. Seperti mencintai tanpa syarat,
jujur, penuh energi, terbuka menerima hal-hal baru, senang belajar, berjiwa
petualang, berani mencoba hal baru, dan persistent- tidak kenal putus asa. Namun
pada tulisan ini penulis mencoba menguraikan beberapa dan versi lain,
sengaja agar lebih berkait dengan institusi, STKIP Al Hikmah. Sisi yang
‘dianggap sama’ adalah usia yang masih anak-anak, baru lahir dan semangat baru,
sebagai pejuang. Berikut kebaikan anak-anak yang dapat menjadikan STKIP Al
Hikmah, dalam hal ini mahasiswa untuk maju, yaitu:
Mencintai tanpa
syarat
Guru haruslah dimulai dengan niat yang benar sebagai
pendidik. Mencintai profesi guru sebagai pendidik(=dai) yang terus berkobar dimanapun,
apapun, dan kapanpun. Hidupnya untuk mengabdi dan mencerdaskan anak-anak
menjadi generasi yang lebih baik. Bermanfaat bagi bangsa dan negara dalam
meraih cita-cita mulia adil dan makmur di bawah ridlo Ilahi. Guru hendaklah
menjadi panggilan dakwah yang terus ditanamkan pada diri, agar tidak lekang
karena panas dan tidak lapuk karena hujan.
Bila niat yang dimiliki belum benar agar saat ini juga diubah
menjadi niat yang benar seperti diatas. Segera membuat rencana-rencana kerja
dan secepatnya untuk diimplementasikan. Guru cinta pada profesi bukan pada gaji yang bertambah karena
sertifikasi. Itu adalah ujian untuk maju agar bagi guru yang masih muda terus
belajar dan punya nyali! Ini juga bukan basa-basi tapi komitmen cinta pada profesi hingga
dibawa mati.
Jujur
Sesuai dengan bidang yang digarap, dunia pendidikan yang
erat hubungannya dengan karakter manusia . Maka guru yang mengajar bidang
apapun karakter tidak boleh ditinggalkan.
Saat ini idealisme dan perjuangan seperti itu sudah mulai pudar. Berganti
kepada pragmatisme dan kepentingan sesaat, uang dan jabatan dengan mengorbankan
kejujuran! Guru sudah berani ambil resiko, berjamaah dan terang-terangan ujian
tidak jujur. Membocorkan jawaban, jual beli kunci jawaban, dan
mengerjakan/mengubah jawaban
soal.
Perkataan jujur seorang anak kecil terdorong oleh jiwa-jiwa
yang masih bersih. Tanpa kepentingan apapun. Apa yang dirasakan di hati dan apa
yang dipikirkan di pikiran. Itulah yang terucap dalam kata-kata. Mempertahankan
jiwa-jiwa yang bersih merupakan bagian pembangunan karakter anak. Dalam buku berjudul “Emosi” karya
M.Darwis Huda potensi-potensi yang Allah Swt.ilhamkan pada jiwa manusia
sebagaimana firman-Nya:
Kalbu yang damai(qalb salim) QS.26.89
Kalbu yang bertaubat(qalb munib QS.50.33
Kalbu yang tenang(qalb muthmainnah) QS.16.6
Kalbu yang berfikir(qalb ya’qilun) QS.22.46
Kalbu yang mukmin(qalb al mu’minin) QS.48.4
Calon-calon
guru STKIP Al Hikmah harus mempunyai idealisme tinggi pada visi sebagai guru yang
kompeten dan berakhlak karimah. Kecerdasan tinggi yang guru miliki mampu mencerdaskan
murid-muridnya. Dan keluhuran akhlaknya mengilhami sekaligus memberi teladan
siswa berakhlak mulia. Cerdas dan Mulia.
Senang belajar
Belajar
merupakan senjata guru, trainer, motivator, dan yang berkaitan SDM. Tanpa
belajar akan kering! Ingatlah akan semboyan “Lifelong Education” yaitu
pendidikan seumur hidup. Guru yang berhenti belajar berhenti pula hidup.
Kualitas rendah, hati, pikiran dan ucapan tidak tershibghah(celupan) QS.2.138
sebagaimana Kalamullah, baik qauliyah maupun kauniyah.
Belajar
wajib bagi kita semua. Para calon guru dan guru harus membiasakan untuk
membaca. Apa saja yang dibaca:
- Al-Qur’an setiap hari dan dipahami artinya QS.7.204 & 29.45
- Membaca buku rata-rata di atas 500 kata per menit (materi MPS Perpustakaan SMA Al Hikmah)
- Mempertajam kepekaan terhadap fenomena/kejadian di lingkungan sekitar.QS.6.99
Hasil orang
yang belajar adalah mendapat ilmu. Kewajiban orang yang mendapat ilmu adalah
menyampaikan dan dilarang menyembunyikan ilmu. Cara menyampaikan dapat melalui
berbagai cara. Lisan maupun tulisan.
Mahasiswa
STKIP Al Hikmah hendaklah bertekad kuat untuk terus belajar dan
menyampaikannya. Mengajak orang lain terus berkualitas dalam hidupnya.
Persistent-pantang menyerah(berputus asa)
Ujian dan
godaan untuk hidup tidak berkualitas selalu ada. Bila diajukan pertanyaan ke
anak-anak atau orang dewasa pun “Siapa yang mau belajar, mengaji atau baca
buku?” Tentu jawabannya banyak yang tidak mau! Bandingkan dengan “Siapa yang
mau bermain game, nonton tv, belanja atau rekreasi? Pasti banyak yang
tertarik. Jadi belum apa-apa saja hati
ini sudah berat rasanya. Belum lagi saat mendapat kegagalan, putus asa akan
selalu menggelayuti.
Ingat pesan
Allah Swt. Orang yang berputus asa termasuk golongan orang-orang kafir. Orang
yang tidak percaya akan Allah.
Semoga
mahasiswa STKIP Al Hikmah terus berjuang tanpa kenal menyerah meraih cita-cita.
Demi wujudkan harapan umat Islam akan memimpin dunia dengan rahmatan
lilalamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar