Supervisi
Supervisi
adalah kata yang “ha?” bagi para guru. Terutama bagi guru yang tidak siap untuk
dilihat kegiatan belajar mengajarnya. Ada pameo yang berkembang dikalangan kami
para guru tentang 2 pekerjaan yang tidak orang lain boleh tahu, yaitu pencuri
dan guru mengajar. Kalau pencuri tentu jelas tidak mungkin orang lain boleh
tahu. Nanti bila ketahuan orang lain akan lapor polisi. Apes deh! Lalu
bagaimana dengan guru mengajar? Bagi
guru yang sedang mengajar akan terasa “risih” bila dilihat kolega lebih-lebih
atasan. Kata supervisi bisa-bisa menjadi kata menakutkan! Menurut
Prof.Siswandari(UNS 2015) bahwa guru perlu disupervisi setidak-tidaknya 2 kali
dalam setahun. Karena untuk meningkatkan kualitas pembelajaran kegiatan
supervisi perlu sering diadakan.
Dalam
buku karya A.M.Lilik Agung ada uraian yang sangat menarik berkaitan dengan
urusan supervise ini. Yaitu “Mengelola Diri-Sendiri” merupakan bahasan yang
pertama kali dibahas di buku ini. Di tulisan ini saya pengin berbagi tentang karakter sebagai supervisor. Ada 4 karakter
yang perlu dimiliki oleh supervisor.
Proaktif
Sebagai supervisor
tentu lebih baik dibandingkan dengan supervisee-nya. Ia pun lebih tahu
dan lebih terampil bagaimana melakukan aspek-aspek yang disupervisi. Namun,ada
hal lain yang juga lebih penting dimiliki oleh supervisor adalah karakter
proaktif. Lalu apa yang dimaksud dengan karakter proaktif? Berikut gambaran
bagaimana orang tergolong memiliki karakter tersebut. Sebut saja namanya Mas
Budi bekerja sebagai cleaning service sebuah institusi pendidikan.
Pekerjaan sehari-hari tentu membersihkan area yang menjadi tanggungjawabnya.
Ruang kantor, ruang guru, ruang perpustakaan dan kamar mandi. Semua area
tersebut harus dijaga agar tetap bersih. Standar bersih yang ditetapkan di
lingkungan di sini adalah bersih dari sampah/kotoran, bersih dari debu, bersih
dari noda dan kering dari air. Keempat standar tersebut harus dijaga agar
kualitas kebersihan tercapai. Suatu hari ada tiga orang anak lari-lari di
koridor sambil membawa air minum. Bruk...! salah satu anak terjatuh, air tumpah
melebar kemana-mana. Anak tersebut bangkit kemudian lari lagi mengejar
teman-temannya. Air tergenang di lantai dibiarkan begitu saja. Namun, Budi
selalu stand by di tempatnya tanpa disuruh ia langsung ambil pel dan
dikeringkan lantai koridor, agar tidak ada anak jatuh karena air.
Berikut aspek-aspek
yang mustinya supervisor sudah miliki:
- Menjaga kepekaan terhadap perilaku yang tidak sesuai standar
- Melatih diri dalam berkomunikasi efektif
- Memperkaya ide dan kreativitas diri memberi solusi
- Menambah kapasitas diri dalam pengetahuan dan keterampilan
- Menyumbangkan ide dan bersikap asertif menjadi karakter diri
Kelima aspek di atas
merupakan langkah dan upaya supervisor membangun kecakapan. Yaitu kecakapan
sebagai supervisor yang proaktif. Melalui karakter proaktif supervisor akan jauh baik dalam menjalankan
tugasnya. Adalah sumber penghambat jika menjadi supervisor tidak memiliki
karakter proaktif.
Berlanjut---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar