Perjalanan hidup manusia tidak musti selalu sama dengan
harapan dirinya. Sesuatu yang diharapkan ternyata “tidak cocok” bahkan begitu
berbeda. Bila seseorang percaya sama yang di atas, Allah SWT maka itu takdir
yang terbaik. Allah tidak memberikan keburukan kepada hamba, kecuali kedustaan
pada kebenaran. Rahmat Allah mendahului murka-Nya. Sangat besar kasih sayang Allah
pada manusia sehingga orang-orang yang berdosa masih diberi kesempatan untuk
bertobat. Dan kemudian manusia menjalankan ibadah dan kebaikan untuk bekal akherat.
Sewaktu berangkat ke kantor anak ke-2ku agak kurang senang.
Nampak di wajah ada masalah yang mengganjal.
Dalam satu bulan ini dia telah memasuki dunia kerja berbekal ijazah SMK.
Beberapa tempat telah dimasuki lamaran kerja, berharap bisa segera diterima
kerja. Namun, dari sekian tempat yang diajukan lamaran ada 1 yang sudah siap
menerima dan baru berikutnya 1 perusahaan percetakan. Dalam kebimbangan antara
1 tempat kerja yang telah menerima terlebih dulu dengan perusahaan yang menerima
kemudian. Dia menganggap tempat kerja yang terakhir menerima lamarannya “lebih
baik”.
“Ada apa kok kelihatan tidak senang?”tanya saya ingin tahu.
“Bapak tahu kalau mengurus SKCK?”balik anakku bertanya.
“Ya tahu tempatnya.”jawabku singkat. Kemudian saya
melanjutkan pertanyaan untuk menggali tempat kerja yang saat ini sudah dijalani
selama sebulan.
“Memangnya ada apa di tempat kerjamu?”tanya saya.
“Bos suka marah-marah sama karyawan, ditambah ada karyawan
yang tidak suka sama aku!”jawab anakku.
“Ya sabar aja mbak. Itulah dunia kerja. Kalau bos tidak
berkenan atas hasil kerja pegawainya bisa menjadi pemicu marah.”komentar saya.
“Tapi malu. Memarahinya di depan pembeli!”jawab anak saya
kesal.
Protes anak saya ditumpahkan kepada saya dengan
mempertanyakan bahwa, orang yang sudah pernah pergi ke tanah suci kalau ngomong
kok tidak punya sopan santun. Bila karyawan ada kekeliruan sebenarnya bisa dipanggil
dan dibimbing bagaimana sebaiknya.
Kemudian …
“Sudah gajian dong, Mbak?”goda saya.
“Sudah, Pak…! Katanya bos jangan bilang-bilang kalau gajinya
berbeda.”terangnya.
“Enak dong?”jawab saya.
“Tapi aku enggak senang ada 1 teman karyawan yang sikapnya
kurang baik.”jawab anak saya.
Dari percakapan itu saya mencoba untuk memberi wawasan yang
semoga menjadi perilaku yang terus dilakukan. Sikap senang dan tidak senang
terhadap diri kita selalu akan ada. Tapi, yang menjadi catatan buat diri kita
adalah tetap berbuat baik meskipun yang bersangkutan kurang baik. Berdoa semoga
sadar dan berubah menjadi yang lebih baik. Selanjutnya saya bercerita tentang
sebuah kisah seorang raja.
Ada seorang raja yang gagah perkasa ingin gambar dirinya
terpampang di setiap sudut tempat yang strategis. Namun, raja ini hanya
mempunyai satu mata. Dipanggilah jago-jago lukis di kerajaan untuk menggambar
raja. Giliran pelukis yang pertama, melukis wajah raja yang sebagus wajah
aslinya. Ketika hasil lukisan pelukis pertama ditunjukkan pada raja marah
sekali. Kemarahan raja kepada pelukis pertama ini karena telah melukis wajah
dengan hanya satu mata. Didatangkan lagi pelukis yang kedua, dengan harapan
hasil lukisan lebih baik dan raja senang. Pelukis kedua mencoba memperbaiki
kesalahan pelukis pertama yang melukis wajah raja dengan satu mata. Ternyata
hasil lukisan pelukis yang kedua juga menjadikan raja semakin marah, karena
raja merasa dihina dengan lukisan menambah raja punya 2 mata. Para pembantu
raja menjadi kebingungan bagaimana selanjutnya menyelesaikan tugas melukis
wajah raja. Dipanggil pelukis yang ketiga, yang menggali pengalaman pelukis
sebelumnya dan kesenangan raja.
Ternyata raja suka berburu binatang di hutan. Karenanya pelukis ketiga ini pergi ke pasar untuk membeli busur dan anak panah. Raja diminta sama pelukis yang ketiga untuk berpose layaknya berburu di hutan lalu dilukis. Hasil lukisan diserahkan kepada raja. Ternyata raja tidak marah bahkan senang dilukis saat berburu. Mengapa? Lukisan wajah raja dengan satu mata dianggap wajar karena semua orang yang mau melepas busur panah pasti menggunakan satu mata.
Belajar dari cerita di atas anakku...
Kamu perlu berkata dan berperilaku yang baik dan bijaksana, agar orang lain yang tidak baik menjadi baik. Kamu sudah berkontribusi menebar virus-virus kebaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar