Pergantian
tahun baru hijriyah 1438 ke 1439 yang
bertepatan dengan tanggal 21 September 2017 ada special bagi STKIP Al Hikmah.
Pasalnya, di pelaksanaan 2 kali setiap tanggal 1 Muharam napak tilasnya selalu
didahului jalan kaki. Tapi sekarang tujuan pertama langsung ke rumah Ustadz Abdul
Kadir Baraja sebagai Bapak Orang Tua
dari para ustadz di Al Hikmah. Beliau begitu konsen terhadap pendidikan bangsa
ini. Ungkapan yang selalu meluncur di setiap kesempatan berbicara adalah guru
yang mampu memperbaiki bangsa ini. Maka, Beliau mendirikan STKIP Al hikmah
bukan meluluskan para pekerja tapi para pejuang dalam dunia pendidikan.
Pagi
begitu cerah ditambah semangat dan inpsirasi dari Ustadz Abdul Kadir, sungguh
menjadi bekal penting mahasiswa STKIP Al Hikmah sebagai calon guru pejuang abad
21. Pesan yang dapat dikutip di sini secara garis besar adalah:
Ingat
pesan Nabi SAW:Innama buitsu mu’alimah(alhadist).
Pertama,
posisi guru amat penting, karena SDM yang berkualitas lahir dari guru-guru yang
berkualitas. Bangsa Indonesia kala menjelang kemerdekaan tidak akan merdeka
bila tidak ada pemuda-pemuda yang berkualitas. Maka lahirlah Sumpah Pemuda
tanggal 28 Oktober 1928 hingga akhirnya proklamasi kemerdekaan dikumandangkan oleh
Bapak Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta atas nama bangsa Indonesia tanggal 17
Agustua 1945. Oleh karena itu untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa ini
adalah dengan melahirkan generasi bangsa yang berkualitas.
Kedua,
generasi yang berkualitas lahir dari sekolah-sekolah yang berkualitas. Yang
mampu mendidik siswa-siswinya tumbuh menjadi generasi yang cerdas dan berbudi
atau berakhlak. Hanya generasi yang cerdas yang mampu mendorong daya saing
tinggi di masa depan. Atau dengan bahasa lain adalah menjadi siswa pembelajar yaitu siswa yang mempunyai kemauan dan
kemampuan belajar. Berikutnya hanya
generasi yang amanah dan berakhlak saja yang cinta akan tanah airnya- tidak
rela bangsanya terjajah dan sengsara hidupnya.
Ketiga,
sekolah yang berkualitas adalah sekolah yang mampu mewujudkan harapan keluarga
yang berkualitas. Hal ini dapat terwujud bila sekolah mampu menyatukan visi
segitiga emas antara anak didik, sekolah dan keluarga.
Di
akhir nasehatnya Beliau menyampaikan bahwa
untuk memiliki sifat pembelajar adalah harus
terhormat, cerdas dan amanah. Oleh karena itu STKIP didirikan bukan untuk
meluluskan pekerja tapi pejuang bangsa dalam pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar